Kemarin, 

kurasakan ada yang janggal di 

matamu 

saat kau menikmati bau tanah 

sebelum turun 

hujan – hal unik lainnya yang kutemui dari 

dirimu, ketika semua orang mencintai 

bau tanah setelah turun hujan. 


Dalam bau tanah sebelum turun hujan itu, ada 

dingin yang menarik. 

Tempat kau menggigil dengan begitu rahasia, 

seperti kemarin-kemarin di masa 

kita belum dipertemukan. 


Kita mengeja entah yang tak sama 

namun begitu serupa. 

Segala beda, versi-versi yang jumlahnya tak terperi. 

Kita menghamba ketidakragudansenduan yang 

tak kunjung kita dapatkan. Kemarin.


Kemarin, kurasakan 

ada takjub di matamu saat 

kau menikmati bau tanah sebelum turun 

hujan. 

Ada gersang yang begitu 

misteri, 

keinginan-keinginan yang menjelma 

warna mendung di langit yang 

kelabu -- sebagai tanda adamu. 

Kau 

selalu merasakan angin 

itu menjamah jiwamu. Merebah, 

rendah. Bau 

pekat yang entah itu menunggu basah.  

Di tetes pertama air hujan, ada 

nafas 

yang senyap. 

Di tetes itu, kau 

jumput aku.