Perempuan itu memaku jalan

setapak yang menuju rumahnya. Menjadi

tanda agar tak tersesat di pikirannya

yang menggurita.


Lelah, perempuan itu kemudian mengelupas

aspal jalan setapak itu. Agar

tanah-tanah di bawahnya tumbuh

bunga.


Ia lalu mendirikan monumen yang dibangun

dari aspal-aspal itu. Kemudian

ia mendakinya. Semakin ke

atas. Hingga ia tenggelam di atas

awan. Sendirian.