Di sini, di tempat ini; betapa karya nyawa manusia setara dengan desing mesiu yang terhempas sekedar untuk hancur atau setidaknya dihancurkan

Apakah rimbunnya dedaunan menggelapkan sepasukan aku dan lawan dalam riuhnya dentuman?




Dalam segala penjuru arah betapa aku mendengar suara teriakan sekarat yang nyaris mati,

Doa doa jelas tak sampai pada kami kini



Tuhan mati

Harapan mati

Namun aku belumlah mati



Karena setiap langkah kaki kini semakin luas melahap tanah yang beriak merah



Ribuan mayat sebagian kami teronggok di sana

Seakan bercerita tanpa bersuara



Mungkin sebagian dari mereka masih ditunggu kedatangannya;

Oleh istri yang menunggu cintanya,

Atau sekedar oleh anjing yang menunggu majikannya




**



Tuhan , akan aku patrikan dalam diri

“aku tak mungkin selamat dari perang ini”

Lalu kami bergerak dan harus berjuang lagi



Sampai kalah

musnah..



Berperang dalam getir

Bertarung dalam pikir




Kita semua sama-sama kalah tanpa menyerah