Selain cantik, yang saya ingat tentang almarhum ibu saya adalah kata-kata beliau. Suatu hari pernah beliau berkata “presiden paling ibu suka adalah Soeharto”. Pada akhirnya saya mengetahui kenapa ibu suka pak Harto karena ibu pernah melihat poster pak Harto muda di sekitaran pecinan kota Magelang dan pak Harto muda itu terlihat gagah dan ganteng di poster tersebut mengenakan seragam tentaranya. Yah maklumlah perempuan, sukanya sama yang ganteng ganteng. Namun kita juga tak dapat 100 persen menyalahkan hal tersebut karena laki-laki pun sukanya sama yang cantik-cantik.


Namun saya adalah contoh laki-laki yang tidak begitu seneng sama yang cantik-cantik. Seneng sih, tapi tidak begitu banget. Kita kan belum tentu tahu apa yang sedang dirasakan seorang perempuan dibalik senyum mereka. Bisa saja seorang perempuan menyembunyikan segudang permasalahan dibalik paras cantiknya. Bisa juga mereka menutupi kepedihan, bisa saja kemarahan. Bisa saja kan kalau ada perempuan cantik menyimpan kedongkolan melihat kasus Century yang sukar dipecahkan sampai sekarang. Atau pasti ada juga perempuan yang jengkel lihat dualisme persepakbolaan negeri ini yang tak kunjung melebur menyatu.

Di negeri tiongkok, terdapat pepatah yang menyatakan bahwa cantik itu kutukan. Jangan kira menjadi cantik lalu mereka hidup dengan lebih mudah. Beberapa waktu lalu saya dan teman makan di warung sop senerek khas magelang, disana kami berdua berkenalan dengan 2 mbak mbak guru honorer sebuah SMP di kota magelang. “ya maunya sih cepet diangkat jadi guru tetap kan” timpal salah seorang mbak nya itu dengan nada suara yang cukup enak. Wah sayangnya saya dan teman saya cuma bisa heeh heeh saja dengerin mbak mbak nya ngomong tentang problematika pekerjaannya. Cuma heeh..heeh..heeh.. lalu nyeruput sop senerek.

Sama halnya kalau lagi online pake modem pribadi kadang suka senewen kalau cuaca mendung dan sinyal pun busuk. Pernah saya baca berita online tentang pemerkosaan yang dilakukan seorang preman terhadap gadis tetangganya yang masih berusia 18 tahun hanya gara-gara dia mabuk dan si gadis itu cantik serta memakai hot pants jalan di depan rumah si preman. Kadang suka kasihan sama gadis tersebut, kalau hamil apa dia mau menikah sama preman yang dipenjara ? Kalau tidak mau terus apa dia mau ngurus bayi tanpa ada bapaknya ? kalau tidak terus mau menggugurkan si bayi di rahim itu kan dia bisa terkena dosa ? belum lagi nanti cap yang akan si gadis dapatkan dari lingkungan sekitar. Nah kan, pilihan yang sulit. Namun mau tak mau dia harus memilih, karena hidup itu pilihan. Tidak memilih tidak bisa jadi opsi dalam kasus yang dialami si gadis malang ini.

Cuman kalau manusia level tekstual pasti akan menyalahkan si gadis ini kenapa pakai hot pants yang bisa mengundang nafsu. Ah untung negeri ini pernah punya sosok seperti Gus Dur yang berani menolak mainstream dan berkata “porno itu dari otak”.

Lha terus si preman ?

Dari banyak kemungkinan, bisa saja kan dia memilih menodai si gadis agar si gadis itu mau dia nikahi ? kalau memang seperti itu adanya maka hey man, you are sick as fuck !

Tapi memang manusia itu sukanya memilih orangnya, bukan apa yang orang itu bisa. It’s about who is it, not what is it. Di ajang pencari bakat menyanyi di sebuah stasiun televisi swasta, setelah dua kandidat dengan polling sms terbawah disuruh maju sejajar, lalu host membacakan bahwa salah satunya harus dieliminasi, dan tetek bengek tangis dari peserta lain sambil memeluk peserta yang dieliminasi tersebut. Salah satu juri lantas berkata untuk peserta yang dieliminasi “jika saya yang memutuskan, maka sebenarnya bukan anda yang seharusnya dipulangkan, tetapi (lalu menyebut nama peserta lain) karena dia yang penampilannya paling buruk bla..bla..bla..

Kadang yang suaranya tidak bagus bisa tetap berada dalam kompetisi sementara yang suaranya cukup bagus malah tersisih gara-gara manusia negeri ini yang mengirim sms dan memilih peserta cuma secara subjektif.

Wah gawat juga ya kalau manusia negeri ini kebanyakan milih figur secara subjektif. Coba anda tanya ibu anda siapa presiden yang paling beliau senangi dan tanyakan alasannya.