Setiap hari orang itu membaca pagi; embun dan

segelas minuman hangat. Tapi

ia selalu alpa, membaca

kata-kata

yang sembunyi

di kolong-kolong meja, atau di nafas-nafas

kuda.


Dengan gemilang, ia hanya

ingin bergegas

meninggalkan semuanya.


Kata-kata itu kemudian menjadi

anyelir, yang ia

lewati

tanpa ia mengerti.