Aku menyukai malam, An,
seperti halnya diam. Nyctophilia. Dan
malam ini, aku teringat dengan katamu tempo hari
“jangan takut mengeja”
**
An, tahu kah kau aku
masih takut mencerna detik ? Aku selalu takut detik-detik meninggalkanku,
hilang tanpa aku melakukan sesuatu. Namun hingga hari ini aku tak mau berlari
mengejarnya. Aku masih dalam diamku, membiarkan mereka hilang satu-persatu.
An, maukah kau
kuceritakan sesuatu ? suatu malam pikiranku menerobos ke kampung-kampung,
hingga kudapati pintu yang menyembunyikan sosok yang terpasung.
“mereka bilang aku
gila” kata orang itu.
“aku dianggap gila
karena aku melawan wejangan-wejangan usang. Lantas aku dipasung di sini, tanpa
teman dan lawan. Namun aku suka di sini, aku bisa memanen buah pikiran-pikiranku
tanpa ada yang mengganggu.”
Kau tahu, An, siapa
orang itu ? iya, aku. Sejelas-jelasnya aku yakinkan diriku aku bukan orang itu,
namun semua perkataannya terngiang di otakku. Aku terjebak oleh dua sosok
yang berbeda. Semalang itukah aku, An ?
An, lantas kini “jangan
takut mengeja” seperti apa yang kau inginkan ? aku menatap beku
lingkaran-lingkaran. Seketika aku kehilangan atas alam pikiran.
An, hitamku terbesit
kenang.
diamembisu.com
Hai! Saya Akbar Hari Moe. Penyuka dunia kepenulisan dan seni sastra. diamembisu.com merupakan self project sejak tahun 2011 hingga sekarang. diamembisu.com percaya, semua orang perlu didengar dan dimengerti. Dan lewat puisi, hal tersebut bisa dipenuhi
0 komentar:
Post a Comment