Suhu badanmu, membuat puisi

betah berlama-lama dalam

kehangatan.

Di sisa-sisa

rambut yang tanggal, di hutan

wajahmu,

hujan pagi

datang menyambut

mata.



Aku tidak ingin kedinginan

di dalam kata-kata. Karena

kau tahu,

merdeka ialah

tak perlu terpenjara tafsir.

Namun beragam tanya lahir

memenuhi cawan di dadamu.