Di hutan,

angin mengajarkanku satu hal: tidak ada lebat yang abadi,

kecuali di mata perempuan.

Tetapi aku ingin tersesat,

membuka jalan menuju harapmu.


Di jalan, daun-daun berguguran. Seperti dentuman

ribuan ingin yang menjadi burung yang terbang

anak-anak berbisik, "itu bolaku".

Tetapi bola sudah lupa ingatan dan terus bernafas kepayahan.

Aku ingin tenggelam di matamu.