Bum, bum, bum, bum, bum, bum, bum, bum, bum
bum, bum, bum, bum..
Antara genderang perang
dan tombak yang dihentakkan
Dinikmati sejuta raut
galak
Menuju singgasana tiada
bersudah
Lantas dengan kegetiran
apalagi untuk melukisnya ?
Di tepian memandang
Deru seribu lantang
Penuh luka lalu lalang
Kuda kayu besar
ditengah
Saksi bisu bagi hati
yang pongah
Jebakan terpasang
Nan sombong mati terpanggang
Pengecut lari
kehilangan arah
Troya marah
Pagi itu berkabut merah
diamembisu.com
Hai! Saya Akbar Hari Moe. Penyuka dunia kepenulisan dan seni sastra. diamembisu.com merupakan self project sejak tahun 2011 hingga sekarang. diamembisu.com percaya, semua orang perlu didengar dan dimengerti. Dan lewat puisi, hal tersebut bisa dipenuhi
0 komentar:
Post a Comment