Lantas apa bedanya tangis luka yang kau anggap lara itu
Jika kau pun masih mampu bernafas setelahnya
Lihat , ditengah kami kini terbentang ribuan siksa
Bangun , ada sejengkal tanah buatmu
Sementara kami harus berjibaku melawan guntur dan hujan batu
Aroma belerang , entah dari lobang yang mana memenuhi paru
Ketika tatapanku menuju utara , di sebuah titik hitam disana
Sedang merah membara
Ada luka yang engkau belai
Menjadi kursi kebun biru laut
Seluruh kehidupan
Tumbuhlah dalam pikiran
diamembisu.com
Hai! Saya Akbar Hari Moe. Penyuka dunia kepenulisan dan seni sastra. diamembisu.com merupakan self project sejak tahun 2011 hingga sekarang. diamembisu.com percaya, semua orang perlu didengar dan dimengerti. Dan lewat puisi, hal tersebut bisa dipenuhi
0 komentar:
Post a Comment