Orang tua di kepalaku selalu kehilangan
waktu. Di hentakan kakinya, mengalir sejuta
tanda tanya. Ia meracau.
Sementara waktu semakin membisu, ia masih
jalan di tempat.
Ia selalu berpikir malam dan mimpi
memiliki satu ibu. Keduanya tempat bersandar,
dan tempat menepis segala ingatan,
tentangmu.
Di titik itu, orang tua di kepalaku berhenti
meracau. Suaranya yang parau
tak lagi menggema di sekitar ruangan
0 Comments
Post a Comment