Bersama benalu serta kepodang rayakan kembalinya
peradaban
Kepada ribaanmu, yang dulu sempat hilang
Bersandar pada tiang rapuh, bertudung, menengadah
Di
sore ini, aku menatap kenangan. Seperti sore-sore sebelumnya, kenangan itu aku
terbangkan pada sebuah layang-layang. Layang-layang kenangan memilukan, yang
benangnya terus aku genggam. Walau sedetikpun aku merasa tak mampu untuk melepasnya,
jauh. Karena kenangan yang kuterbangkan dalam layang-layang itu terus membuat
getirku luruh dan tenggelam ke lautan masa lampau, silam, dimana disana dirinya
masih ada.