Di saat terakhir dalam hidup, pria itu mengingat

awal kehidupannya. Bunga

bermekaran, semata ingin melihat benaknya

bergetar. Matanya pun berair. Mata itu

dermaga yang

belum dirubuhkan orang-orang. Separuh

mimpinya telah menjadi matahari yang hampir

tenggelam yang bisa dilihat dari mercusuar.


Mungkin ia memang manusia terakhir di

kota itu yang bisa menangis.