Lantunan lagu Gugur Bunga menggema di Tugu Pemandengan Titik Nol, Solo, Minggu (13/5/2018) malam. 

Meski dibawakan dengan iringan gesekan biola, tapi tetap mampu memecah ramainya suara kendaraan di sana. 

Ada pula lilin-lilin kecil yang seakan menjadi teman para pelantun lagu di malam itu.

Tak hanya itu saja, sebuah puisi berjudul Surat Duka Pagi Bening di Surabaya dibawakan seorang peserta aksi, Astuti Parengkuh, semakin menambah suasana duka.

Aksi ini adalah aksi solidaritas yang dilakukan Komunitas Solidaritas Kota Solo, pascatragedi pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi tadi. 

Aksi yang diikuti puluhan warga Solo ini, dilakukan sebagai wujud ungkapan duka atas peristiwa tersebut.

Seorang peserta aksi, Astuti Parengkuh, saat ditemui wartawan di sela aksi berharap aksi ini tak hanya berlangsung di Solo saja, tapi dilakukan di daerah lain.

"Aksi ini diikuti ibu dan anak. Dengan melibatkan anak, mereka tahu perilaku radikalisme dan terorisme, hal yang harus kita tolak, ini salah dan kita harus hindari itu," terangnya.

Ketika ditanya soal puisi, ia mengaku jika puisi tersebut karya dari Sihar Ramses Simatupang. 

Ia mengakui, puisi itu viral dan dikirim berantai melalui media sosial, sejak pagi tadi.

”Puisi ini cukup bagus, ia menyingung anak-anak ada di situ. Ini juga wujud keprihatinannya dan saya merasa ini puisi yang sangat menyentuh," urai dia.