1.
“kau selalu terlambat” kataku
Memecah sunyi selagi kau membatu
Namun, engkau tenggelam dalam keterasingan kalimat
yang entah
Sementara kata bertutur perihal musti-musti yang
nyaris sudah
2.
Di sudut itu
Kedua matamu duduk sendiri, kehilangan cahaya; beratus
cahaya menetap di kota
- Barangkali kau akan selalu menepi
Seperti merenggang
sedikit tubuh dari pergumulan yang dipelihara oleh rindu, di ruangan ini
Magelang - Makassar
* adventure photo by : Tejo Nugroho
diamembisu.com
Hai! Saya Akbar Hari Moe. Penyuka dunia kepenulisan dan seni sastra. diamembisu.com merupakan self project sejak tahun 2011 hingga sekarang. diamembisu.com percaya, semua orang perlu didengar dan dimengerti. Dan lewat puisi, hal tersebut bisa dipenuhi
0 komentar:
Post a Comment